Selasa, 01 Mei 2012

Agama Suku


Apa Itu Agama Suku?

·           Agama adalah ajaran kepercayaan kepada Tuhan.
Suku adalah sebuah realitas/ kenyataan dari kelompok masyarakat tertentu di daerah tertentu yang ditandai oleh adanya kebiasaan-kebiasaan dan praktek hidup yang hanya ada pada kelompok masyarakat itu sendiri (contoh: adat, budaya, kebiasaan).
·           Agama suku adalah agama yang diberlakukan oleh sekelompok masyarakat tertentu dengan kebiasaan dan praktek hidup yang hanya ada pada kelompok masyarakat itu sendiri.
Agama Suku bersifat eksklusif karena hanya diperaktekkan di dalam suku tertentu.
·           Di dalam praktek agama Kristen di gereja, ada banyak unsur agama suku yang baik secara sadar maupun tidak sadar dilakukan.
·           Primitif: belum menerima kebudayaan, masih dengan pola hidup yang sederhana, asosial, dan gaptek.


Sifat-sifat Agama Suku
Agama suku berbeda satu sama lainàagama suku A berbeda dengan agama suku B, namun memiliki sifat/ cirri khusus yang sama.
·           Eksklusifisme
Penampilan, terminology, simbol, tata cara peribadatan hanya ada pada kelompok suku itu sendiri dan tidak dapat ditemukan di agama suku lain.
Contoh: Nama dewa, tempat keramat, simbol yang digunakan.
·           Primitif=sederhana=simpel=kuno
Ada pada masa lalu dan dikenal pada masa lalu namun masih ada dan dilaksanakan hingga sekarang.
Contoh: pakaian, upacara ( upacara tolak bala, upacara memotong rambut bayi)
·           Statis=baku=tidak berkembang
Apa yang sudah ada, itu saja yang dilaksanakan tanpa ada inovasi ataupun renovasi
·           Non Triupalistik
Agama yang merasa tidak memiliki kekuatan/hak lebih dari agama lain untuk menyebarkan agamanya. Jadi, dia tidak berusaha untuk menyebarkan agamanya.
Non Proseulit=tidak memaksa ataupun menyebarkan agamanya kepada agama lain
àmenjadikan orang menjadi beragama Yahudi
àAgama suku menyatu dengan adat dan paham kesukuannya.
·           Komunal=kolektif
Melibatkan seluruh anggota suku sehingga setiap anggota suku adalah anggota persekutuan agama suku, karena tidak ada orang yang dapat bekerja dan beragama sendiri, mereka selalu melakukannya secara bersama-sama.
·           Tidak punya tokoh spiritual ataupun pendiri, hanya ada pemimpin-pemimpin, misalnya pemimpin sosial.
·           Agama suku terbentuk begitu saja dan tidak sistematis, hanya dengan peraturan lisan turun temurun.










Ciri-ciri dan Unsur dalam Agama Suku

·           Spiritisme = Kepercayaan terhadap adanya roh-roh atau arwah
àmenunjuk kepada roh-roh yang sudah lama meninggal atau kepada leluhur, roh yang baru meninggal.
àmereka percaya bahwa roh dapat mendatangi manusia serta dapat memberikan keuntungan dan kerugian.
àterhadap roh jahat: orang melakukan ritual agar rohnya tidak mencelakakan orang.
àritual: untuk melindungi diri dan mengusir roh atau berbaikan dengan roh dengan mempersembahkan sesuatu.
àpercaya terhadap wangsit dari roh nenek moyang.
·           Politeisme =  paham kepercayaan pada adanya banyak dewa atau ilah.
Contoh: dewa matahari, dewi kesuburan, dewa angin, dll.
àmereka membuat upacara, misalnya upacara agar jangan ada hujan, upacara tolak bala, upacara alam
àdewa = tokoh ilah
àdewa bukanlah yang tertinggi, di atasan dewa ada Sang Hyang Widi
àdewa dianggap memiliki kekuatan dan dapat murka jika tidak diberi persembahan.
·           Animisme = kepercayaan terhadap benda-benda suci, kepercayaan terhadap paham adanya roh/ jiwa/kekuatan pada benda yang tersembunyi atau gaib,padahal benda itu tidak akan dapat bergerak jika tidak digerakkan oleh manusia. Misalnya gunung yang meletus ataupun bergerak serta keris yang dianggap keramat. Keris tidak akan dapat bergerak sendiri, keris itu harus dibawa dan dibantu oleh orang-orang tertentu juga.
àmempercayai benda kramat=dapat menyebabkan hal yang buruk
àkekuatan gaib harus dilakukan sebaik-baiknya.
Misalnya: keris harus dimandikan pada hari Jumat Kliwon, jika tidak maka keris itu akan marah.
àterlalu menghormati hal gaib akan membuat kita menjadi budaknya.
·           Dinamisme = kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki roh.
·           Totenisme = kepercayaan terhadap patung hewan ataupun patung orang yang dianggap hal itu sebagai leluhur/ nenek moyangnya.
Misalnya: patung gajahàdewa ganesha
Totem = dianggap melindungi.
Totem ada yang milik perorangan dan ada juga yang milik bersama-sama atau umumàcontohnya adalah tongkat dengan kepala ular.
·           Fertisisme = paham tentang benda-benda tertentu yang dibungkus bersama-sama kemudian dipercayai dapat membuat diri sukses dan nyaman.
Contoh: air bekas baptis dianggap suci dan mampu menyembuhkan, minyak urapan, wanita yang menyentuh jubah Yesus dengan iman, maka ia menjadi sembuh.
·           Magisme = paham tentang kekuatan yang tidak kelihatan.
Contoh: sihir, santet, pelet, susuk, penglaris.
àMagisme ada disetiap praktek agama suku.
·           Totalisme = paham akan adanya kesatuan makhluk, benda, alam, air, panas, awan.
àManusia adalah satu dengan yang lain, saling bergantung dan mendukung satu sama lain antara manusia, alam, hewan dan tumbuhan adalah setara.
·           Partisipasi = keikutsertaan seseorang dalam kehidupan orang yang lain dalam waktu yang sama meski dalam jarak yang jauh namun memiliki hubungan yang erat.
Contoh: seorang ibu mampu merasakan sakit anaknya ketika anaknya sedang sakit ataupun adanya hubungan kontak batin antara anak kembar, jika yang satu sakit maka yang satunya lagi akan ikut sakit juga.
·           Mitos/ Mitologi = paham tentang kejadian/ bagaimana sesuatu itu dapat terjadi.
Contoh: terjadinya manusia
àMitos berkaitan dengan suku.
Contoh: asal muasal terjadinya suku, manusia, pelangi, gunung
àfungsi mitos: memberi pengajaran
àmitos menggambarkan pola pikir manusia pada saat itu yang masih primitif.
·           Ritus = ibadah = upacara keagamaan= untuk menandaiproses-proses dalam kehidupan manusia.
Contoh: upacara tujuh bulanan, upacara lahiran, perkawinan, kematian, dll.
àfungsi: slametan, menyembuhkan orang sakit, tolak bala, memperoleh keuntungan.
·           Penyembahan kepada leluhur
Contohnya: berdoa di kuburan, bawa sesajen.



Ajaran-ajaran Utama Agama Suku


1.    Magisme
2.    Spiritisme
3.    Shamanisme/ perdukunan

·      Spiritismeà berkaitan dengan paham tentang manusia.
·      Manusia terdiri dari tubuh/ materi+roh/ jiwa. Hal ini erat hubungannya dengan spiritisme.
·      Arwah/ roh/jiwa adalah sosok yang ada pada manusia, tidak kelihatan, bisa keluar dari tubuh.
·      Roh membuat manusia dapat beraktifitas, sementara daging/ tubuh hanyalah wadah untuk roh itu.
·      Jika manusia masih hidup, rohnya bisa saja keluar/ melayang-layang, yakni ketika sedang tidur. Buktinyaàmimpi=pengalaman roh seperti kehidupannya sehari-hari.
·      Yang paling jelas roh itu keluar adalah pada saat orang itu meninggal dunia.
·      Di dalam agama suku tidak ada istilah surga, yang ada hanya istilah dunia roh=tempat tinggal para roh.
·      Alam semesta (pengganti konsep surga dan neraka dalam agama suku) terdiri dari:
-       Alam bawah= alam kejahatan/ alam makhluk jahat/tempat bagi dewa yang jahat/ hewan-hewan.
-       Alam tengah= alam tempat hidup manusia yang juga merupakan tempat bagi makhluk alam bawah dan alam atas.
-       Alam atas= alam roh/ dewa-dewi
·      Dalam agama suku, rumah tinggi diibaratkan sebagai alam semesta, atapnya sebagai alam atas, dan kolongnya sebagai alam bawah.
·      Konsep ketuhanan dalam agama sukuàtidak ada Tuhan yang berpribadi dalam agama suku.
·      Sumaran=tentang nafsuàtidak berdiri sendiri.
Nafsu dapat membuat manusia menjadi baik dan dapat juga menjadi jahat.
Nafsu mempengaruhi kehidupan manusia.


Sikap Agama Suku Terhadap Masyarakat dan Agama Lain

Melindungi diri dari pengaruh lingkungan yang asing tidak berarti menolak pengaruh tersebut. Agama suku bersifat menerima dan menyesuaikan, sebaliknya masyarakat dapat mengambil unsur-unsur agama suku.

Beberapa sikap agama suku:
·      Kontradiktif
àagama suku menolak (menyendiri) agama lain karena agama lain itu tidak benar, tidak tepat, tidak baik, dan tidak bisa diterima di lingkungan komunitas agama suku itu.
àmempertahankan diri.
·      Submisif
àagama suku menerima, tunduk, mengalah terhadap agama lain, mau berada dibawah dominasi kekuasaan pihak agama lain.
àmereka merasa lebih aman memeluk agama sendiri daripada menundukkan agama lain/ mereka menganut agama lain.
·      Kompromis
àagama suku menerima, menghargai status, keberadaan, orang, dan kualitas agama lain.
àagama lain boleh hidup, tetapi agama sendiri juga harus boleh hidup.
àbisa menjadi satu, bisa juga terpisah dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
-          Menerima ajaran-ajaran/ dogma dari agama baru
-          Upacara-upacara keagamaan (agama baru dan agama sendiri).
·      Adaptif/ Akomodatif
àmenyesuaikan diri
àmendorong kearah usaha untuk akulturasi/ inkulturasi/ kontekstualisasi.
SinkretismeàSinkretisasi=ditakuti orang


Sikap Kompromis dan Adaptif/ Akomodatif merupakan sikap yang paling berlaku di Indonesia. Hasilnya adalah penyempurnaan paham dan praktek keagamaan yang dianut dan juga yang ada lainnya.

Suku baduiàmembatasi diri terhadap masyarakat (eksklusif).









7 komentar: